Pagi di penghujung tahun, 80 burung besi Israel terbang bersamaan ke langit Gaza, Palestina. Dalam 220 detik, burung besi yang terdiri jet tempur F-16 dan heli tempur AH-64 Apache itu melesatkan bom ke seratus titik yang telah direncanakan. Setidaknya 205 warga sipil tewas. Tapi Gaza menolak takluk. Enam jam kemudian, 60 roket balasan meluncur sejauh 60 mil dari basis kelompok perlawanan Palestina, Hamas. Proyektil itu menghantam kota-kota besar Israel seperti Ashdod, Bersyeba dan Gedera. Dunia terheran-heran dengan serangan balik kelompok perlawanan. Bukankah roket Hamas hanya bisa mencapai 9,9 mil? Bagaimana bisa misil anyar itu berada di tangan kelompok perlawanan di Gaza, wilayah yang telah diblokade oleh Israel? Lantaran mendapat kejutan dari Gaza, perang yang dimulai 27 Desember 2008 itu akhirnya berlanjut pada hari-hari berikutnya. Rata-rata Gaza meluncurkan 44 roket setiap hari. Hingga pada 18 Januari 2009 Israel mengumumkan gencatan senjata. "Perang itu termasuk bersek
Delapan belas tahun lalu, Perdana Menteri Israel Ariel Sharon menerima proposal Arab Peace Initiative. Proposal yang disodorkan Liga Arab ini menawarkan normalisasi dengan dunia Arab. Syaratnya: Israel mundur secara penuh dari wilayah pendudukan hingga garis demarkasi pra-1967; pengungsi Palestina dipulangkan; dan akhiri konflik dengan solusi dua negara. Tel Aviv menolak. Proposal kembali diajukan pada 2007 dan 2017 tapi tetap bertepuk sebelah tangan. Pada tahun 2020, tawaran normalisasi Arab-Israel kembali mengemuka. Kali ini datang dari Washington. Hasilnya, empat negara Arab mengumumkan normalisasi hubungan diplomatik dengan Israel dalam kurun waktu kurang dari empat bulan tanpa harus memberikan apapun kepada Palestina. Ada apa dengan para emir? *** Uni Emirat Arab, Bahrain, Sudan dan Maroko mengumumkan normaliasi hubungan diplomatik dengan Israel pada tahun 2020. Mereka menyusul Mesir dan Yordania yang masing-masing telah menjalin hubungan diplomatik dengan Israel sejak 197
Legenda sepak bola dunia Diego Armando Maradona Franco tutup usia. Masyarakat di berbagai negara berkabung hingga tagar 'RIPMaradona' menjadi topik yang paling banyak dibicarakan di media sosial, setidaknya hingga artikel ini diterbitkan. "Palestina di hatiku dan saya adalah Palestina," tulis akun Twitter @abdoodlavish, 26 November 2020, mengenang pernyataan pria yang pernah membawa Argentina meraih juara di Piala Dunia 1986. Maradona mengungkapkan kalimat tersebut ketika bertemu Ketua Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) Mahmoud Abbas di Moskow. Saat itu, Rusia sedang menggelar Piala Dunia 2018. Ia kemudian mengunggah foto pertemuannya dengan Abbas di laman Instagramnya pada 14 Juli 2018. Menurut Times of Israel , jauh sebelum itu, Maradona telah menyuarakan dukungannya kepada Palestina. Pada 2012, contohnya, ia menyatakan, "Saya adalah orang nomor satu pendukung warga Palestina. Saya menghormati dan bersimpati kepada mereka." Dia kembali bersuara ket
Comments
Post a Comment